Takkan berhenti untuk bermimpi..

Archive for Oktober 19, 2010

FLEBITIS

FLEBITIS

Flebitis adalah suatu peradangan pada pembuluh darah (vena) yang dapat terjadi karena adanya injury misalnya oleh faktor (trauma) mekanik dan faktor kimiawi, yang mengakibatkan terjadinya kerusakan pada endothelium dinding pembuluh darah khususnya vena. Kondisi ini dikarakteristikkan dengan adanya daerah yang memerah dan hangat di sekitar daerah insersi/penusukan atau sepanjang vena, nyeri atau rasa lunak pada area insersi atau sepanjang vena, dan pembengkakan. Insiden flebitis meningkat sesuai dengan lamanya pemasangan jalur intravena, komposisi cairan atau obat yang diinfuskan (terutama pH dan tonisitasnya, ukuran dan tempat kanula dimasukkan, pemasangan jalur IV yang tidak sesuai, dan masuknya mikroorganisme saat penusukan).

Macam- macam Flebitis :

FLEBITIS KIMIA

1)      pH dan osmolaritas cairan infus yang ekstrem selalu diikuti risiko flebitis tinggi. pH larutan dekstrosa berkisar antara 3 – 5, di mana keasaman diperlukan untuk mencegah karamelisasi dekstrosa selama proses sterilisasi autoklaf, jadi larutan yang mengandung glukosa, asam amino dan lipid yang digunakan dalam nutrisi parenteral bersifat lebih flebitogenik dibandingkan normal saline. Obat suntik yang bisa menyebabkan peradangan vena yang hebat, antara lain kalium klorida, vancomycin, amphotrecin B, cephalosporins, diazepam, midazolam dan banyak obat khemoterapi. Larutan infus dengan osmolaritas > 900 mOsm/L harus diberikan melalui vena sentral.

2)      Mikropartikel yang terbentuk bila partikel obat tidak larut sempurna selama pencampuran juga merupakan faktor kontribusi terhadap flebitis. Jadi , kalau diberikan obat intravena masalah bisa diatasi dengan penggunaan filter 1 sampai 5 µm.

3)      Penempatan kanula pada vena proksimal (kubiti atau lengan bawah) sangat dianjurkan untuk larutan infus dengan osmolaritas > 500 mOsm/L. Hindarkan vena pada punggung tangan jika mungkin, terutama pada pasien usia lanjut. Jangan gunakan vena punggung tangan bila anda memberikan : Asam Amino + glukosa; Glukosa + elektrolit; D5 atau NS yang telah dicampur dengan obat suntik atau Meylon dan lain-lain.

4)      Kateter yang terbuat dari silikon dan poliuretan kurang bersifat iritasi dibanding politetrafluoroetilen (teflon) karena permukaan lebih halus, lebih thermoplastik dan lentur. Risiko tertinggi untuk flebitis dimiliki kateter yang terbuat dari polivinil klorida atau polietilen.

5)      Dulu dianggap pemberian infus lambat kurang menyebabkan iritasi daripada pemberian cepat.

FLEBITIS MEKANIS

Flebitis mekanis dikaitkan dengan penempatan kanula. Kanula yang dimasukkan ada daerah lekukan sering menghasilkan flebitis mekanis. Ukuran kanula harus dipilih sesuai dengan ukuran vena dan difiksasi dengan baik.

FLEBITIS BAKTERIAL

Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap flebitis bakteri meliputi:

1)      Teknik pencucian tangan yang buruk

2)      Kegagalan memeriksa peralatan yang rusak. Pembungkus yang bocor atau robek mengundang bakteri.

3)      Teknik aseptik tidak baik

4)      Teknik pemasangan kanula yang buruk

5)      Kanula dipasang terlalu lama

6)      Tempat suntik jarang diinspeksi visual

 

PENCEGAHAN DAN PENANGANAN FLEBITIS

  1. Mencegah flebitis bakterial

Pedoman ini menekankan kebersihan tangan, teknik aseptik, perawatan             daerah infus serta antisepsis kulit. Walaupun lebih disukai sediaan chlorhexidine-  2%, tinctura yodium , iodofor atau alkohol 70% juga bisa digunakan.

  1. Selalu waspada dan jangan meremehkan teknik aseptik.

Stopcock sekalipun (yang digunakan untuk penyuntikan obat atau         pemberian infus IV, dan pengambilan sampel darah) merupakan jalan masuk        kuman yang potensial ke dalam tubuh. Pencemaran stopcock lazim dijumpai dan            terjadi kira-kira 45 – 50% dalam serangkaian besar kajian.

  1. Rotasi kanula

May dkk(2005)(10) melaporkan hasil 4 teknik pemberian PPN, di mana mengganti tempat (rotasi) kanula ke lengan kontralateral setiap hari pada 15           pasien menyebabkan bebas flebitis. Namun, dalam uji kontrol acak yang dipublikasi baru-baru ini oleh Webster disimpulkan bahwa kateter bisa        dibiarkan aman di tempatnya lebih dari 72 jam Jika tidak ada kontraindikasi.        The Centers for Disease Control and Prevention menganjurkan penggantian          kateter setiap 72-96 jam untuk membatasi potensi infeksi, namun rekomendasi ini    tidak didasarkan atas bukti yang cukup

  1. Aseptic dressing

Dianjurkan aseptic dressing untuk mencegah flebitis. Kasa setril diganti            setiap 24 jam

  1. Laju pemberian

Para ahli umumnya sepakat bahwa makin lambat infus larutan hipertonik diberikan makin rendah risiko flebitis. Namun, ada paradigma berbeda untuk    pemberian infus obat injeksi dengan osmolaritas tinggi. Osmolaritas boleh             mencapai 1000 mOsm/L jika durasi hanya beberapa jam. Durasi sebaiknya       kurang dari tiga jam untuk mengurangi waktu kontak campuran yang iritatif dengan dinding vena. Ini membutuhkan kecepatan pemberian tinggi (150 – 330 mL/jam).             Vena perifer yang paling besar dan kateter yang sekecil dan sependek mungkin dianjurkan untuk mencapai laju infus yang diinginkan, dengan filter 0.45mm.       Kanula harus diangkat bila terlihat tanda dini nyeri atau kemerahan. Infus relatif         cepat ini lebih relevan dalam pemberian infus jaga sebagai jalan masuk obat,           bukan terapi cairan maintenance atau nutrisi parenteral.

  1. Titrable acidity

Titratable acidity dari suatu larutan infus tidak pernah dipertimbangkan            dalam kejadian flebitis. Titratable acidity mengukur jumlah alkali yang    dibutuhkan untuk menetralkan pH larutan infus. Potensi flebitis dari larutan infus   tidak bisa ditaksir hanya berdasarkan pH atau titrable acidity sendiri. Bahkan pada          pH 4.0, larutan glukosa 10% jarang menyebabkan perubahan karena titrable            acidity nya sangat rendah (0.16 mEq/L). Dengan demikian makin rendah    titrable acidity larutan infus makin rendah risiko flebitisnya.

  1. Heparin & hidrokortison

Heparin sodium, bila ditambahkan ke cairan infus sampai kadar akhir 1 unit/mL, mengurangi masalah dan menambah waktu pasang kateter. Risiko flebitis yang berhubungan dengan pemberian cairan tertentu (misal, kalium        klorida, lidocaine, dan antimikrobial) juga dapat dikurangi dengan pemberian       aditif IV tertentu, seperti hidrokortison. Pada uji klinis dengan pasien penyakit      koroner hidrokortison secara bermakna mengurangi kekerapan flebitis pada vena           yg diinfus lidokain, kalium klorida atau antimikrobial. Pada dua uji acak lain, heparin sendiri atau dikombinasi dengan hidrokortison telah mengurangi   kekerapan flebitis, tetapi penggunaan heparin pada larutan yang mengandung       lipid dapat disertai dengan pembentukan endapan kalsium.

  1. In-line filter

In-line filter dapat mengurangi kekerapan flebitis tetapi tidak ada data yang mendukung efektivitasnya dalam mencegah infeksi yang terkait dengan alat intravaskular dan sistem infus .

 

 

 

GGK

  • Definisi

Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu keadaan menurunnya laju filtrasi glomerulus (LFG) yang bersifat tidak reversibel dan terbagi dalam 4 stadium sesuai dengan jumlah nefron yang masih berfungsi. Pada anak-anak GGK dapat disebabkan oleh berbagai hal, terutama karena kelainan kongenital, glomerulonefritis, penyakit multisistem, dan lain-lain.  Gagal ginjal kronik adalah apabila laju filtrasi glomerulus kurang dari 50 ml/menit/1.73m2 luas permukaan tubuh, oleh karena dibawah kadar fungsi ginjal tersebut gangguan asidosis metabolik dan hiperparatiroidisme sekunder telah tampak nyata, pertumbuhan mulai terganggu, dan progresivitas penurunan fungsi ginjal akan terus berlanjut.

  • Manifestasi Klinis

Menurut Suyono (200l) Tanda dan gejala Gagal ginjal kronik adalah :

  1. Gangguan pada sistem gastrointestinal.
  • Anoreksia, mual, dan muntah yang berhubungan dengan gangguan metabolisme protein dalam usus dan terbentuknya zat – zat toksik.
  • Fetor uremik : disebabkan ureum yang berlebihan pada air liur yang diubah menjadi amonia oleh bakteri sehingga nafas berbau amonia.
  • Cegukan, belum diketahui penyebabnya.
  1. Gangguan sistem Hematologi dan kulit.
  • Anemia, karena berkurangnya produksi eritropoetin.
  • Kulit pucat karena anemia dan kekuningan karena penimbunan urokrom.
  • Gatal-gatal akibat toksin uremik.
  • Trombositopenia (penurunan kadar trombosit dalam darah).
  • Gangguan fungsi kulit (Fagositosis dan kemotaksis berkurang).
  1. Sistem Syaraf dan otak.
  • Miopati, kelelahan dan hipertropi otot.
  • Ensepalopati metabolik : Lemah, Tidak bisa tidur, gangguan konsentrasi.
  1. Sistem Kardiovaskuler.
  • Hipertensi.
  • Nyeri dada, sesak nafas.
  • Gangguan irama jantung akibat sklerosis dini.
  • Edema.
  1. Sistem endokrin.
  • Gangguan seksual : libido, fertilitas dan penurunan seksual pada laki-laki,   pada wanita muncul gangguan menstruasi.
  • Gangguan metabolisme glukosa, retensi insulin dan gangguan sekresi insulin.
  1. Gangguan pada sistem lain.
  • Tulang : osteodistrofi renal.
  • Asidosis metabolik akibat penimbunan asam organik.

 

  • Etiologi

Menurut Guyton (1997) penyebab GGK adalah :

  1. Gangguan Imunologi
  • Glomerulonefritis
  • Poliarteritis Nodusa.
  • Lupus Eritematosus.
  1. Gangguan Metabolik
  • Diabetes mellitus.
  • Amiloidosis.
  1. Gangguan Pembuluh Darah Ginjal.
  • Arterosklerosis.
  • Nefrosklerosis.
  1. Infeksi.
  • Pielonefritis.
  • Tuberkulosis.
  1. Obstruksi traktur Urinarius.
  • Batu Ginjal
  • Hipertropi Prostat.
  • Konstriksi Uretra.
  1. Kelainan Kongenital
  • Penyakit polikistik.
  • Tidak adanya jaringan ginjal yang bersifat kongenital ( hipoksia renalis ).

stroke non hemoragik

Stroke Non Hemoragik (SNH)

A. Definisi Stroke Non Hemoragik

Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini adalah kulminasi penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun. (Smeltzer C. Suzanne, 2002 dalam ekspresiku-blogspot 2008).   Gangguan peredaran darah diotak (GPDO) atau dikenal dengan CVA ( Cerebro Vaskuar Accident) adalah gangguan fungsi syaraf yang disebabkan oleh gangguan aliran darah dalam otak yang dapat timbul secara mendadak ( dalam beberapa detik) atau secara cepat ( dalam beberapa jam ) dengan gejala atau tanda yang sesuai dengan daerah yang terganggu.(Harsono, 1996).

Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh (global), yang berlangsung dengan cepat, berlangsung lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan maut, tanpa ditemukannya penyebab selain daripada gangguan vascular.

 

B.  Etiologi
Penyebab-penyebabnya antara lain:

  1. Trombosis (bekuan cairan di dalam pembuluh darah otak).
  2. Embolisme cerebral (bekuan darah atau material lain).
  3. Iskemia (Penurunan aliran darah ke area otak).(Smeltzer C. Suzanne, 2002).

 

C.  Faktor resiko pada stroke

  1. Faktor risiko strok yang tak dapat diubah / diobati (non modifiable)
  • Umur

Terdapat pertambahan eksponensial pada insidensi strok pada pertambahan usia. Strok iskemik (NHS) terbanyak timbul pada usia 65 tahun lebih.

  • Jenis Kelamin

Beberapa penulis menyatakan bahwa insidensi strok pada lelaki lebih tinggi dari pada wanita. Namun usia harapan hidup rata-rata pada perempuan lebih panjang, pada umumnya, maka didapati insidensi penderita strok pada usia lanjut lebih banyak pada wanita.

  • Keturunan

Riwayat strok pada salah seorang anggota keluarga lapis pertama merupakan faktor risiko strok yang menentukan(9).

  • Ras

Di Amerika Serikat, berbagai laporan epidemiologi menunjukkan adanya perbedaan yang berarti dalam hal angka strok atas dasar ras (orang Amerika Afrika > kulit putih > Amerika Hispanik, dan lain-lain).

 

  1. Faktor risiko strok yang dapat diobati (modifiable)

Faktor risiko strok yang telah diteliti dan terbukti secara signifikan sebagai faktor risiko strok (NHS) yang independen adalah : 9

  • Hipertensi (HT). 2,10-13

Kurang lebih 70% penderita strok adalah pengidap hipertensi. 7 Hipertensi arterial baik sistolik, hipertensi diastolik sendiri, maupun hipertensi sistolik dan diastolik merupakan faktor risiko strok yang utama baik bagi strok iskemik maupun strok hemoragik. Pada penderita hipertensi, risiko relatif, (RR) untuk menderita strok, menurut Adams et al (1994), adalah sebesar 1,5 hingga 2 kali.7

Konsensus Nasional Pengelolaan Strok di Indonesia4 menegaskan bahwa pengendalian hipertensi merupakan salah satu upaya pencegahan strok baik primer maupun pencegahan sekunder. Dampak positif penurunan tekanan darah terhadap RR strok adalah : penurunan tekanan diastolik 5-6 mmHg dan sistolik 12 / diastolik 5mmHg menurunkan 35-40% risiko strok.15

  • Penyakit Jantung

Faktor risiko major dari penyakit jantung antara lain : Fibrilasi atrial (AF), Infark jantung atrial, Stenosis mitral, Trombus pada ventrikel kiri, Katup jantung prostetik, Miksoma atrial, Kardiomiopati, Endokarditis infektif, Endokarditis marantik. Fibrilasi atrial menahun didapati pada 7-30% penderita strok berusia lebih 60 tahun.

Menurut Wolf et al (1991) dalam studi Framingham peningkatan insidensi strok 18 kali pada fibrilasi atrial yang berhubungan dengan penyakit jantung katup rematik, dan pada fibrilasi atrial bukan katup risiko strok meningkat hingga hampir 5 kali.

 

 

  • Diabetes Mellitus (DM)

Penyakit kencing manis ( DM ) memberi risiko relatif bagi    terjadinya stroke DM adalah faktor risiko bagi strok iskemik pada      pembuluh darah besaR. Menurut WHO, DM yang terkendali tidak mengurangi insidensi strok, akan tetapi hiperglikemia yang terkontrol             dapat mengurangi kerusakan neuron otak pada fase akut strok .

  • Merokok (Current Smoking)

Merokok ( sigaret ) merupakan faktor risko bagi strok iskemik,         Dasar patofisiologinya adalah rokok          menaikkan kadar fibrinogen darah,    hematokrit dan menambah agregasi trombosit dan viskositas darah.

Secara keseluruhan penderita strok pada perokok adalah 1,5 hingga 4 kali               dibandingkan dengan bukan perokok.17

D.  Manifestasi Klinis

Gejala – gejala CVA muncul akibat daerah tertentu tak berfungsi yang disebabkan oleh terganggunya aliran darah ke tempat tersebut. Gejala itu muncul bervariasi, bergantung bagian otak yang terganggu.

Gejala-gejala itu antara lain bersifat::

  1. Sementara Timbul hanya sebentar selama beberapa menit sampai beberapa jam dan hilang sendiri dengan atau tanpa pengobatan. Hal ini disebut Transient ischemic attack (TIA). Serangan bisa muncul lagi dalam wujud sama, memperberat atau malah menetap.
  2. Sementara,namun lebih dari 24 jam, Gejala timbul lebih dari 24 jam dan ini dissebut reversible ischemic neurologic defisit (RIND).
  1. Gejala makin lama makin berat (progresif) Hal ini desebabkan gangguan aliran darah makin lama makin berat yang disebut progressing stroke atau stroke inevolution.
  1. Sudah menetap/permanen (Harsono,1996, hal 67).

 

  1. Pemeriksaan Penunjang

1. CT Scan Memperlihatkan adanya edema , hematoma, iskemia dan adanya infark.

  1. Angiografi serebral membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti perdarahan atau obstruksi arteri.
  2. Pungsi Lumbal
  3. Menunjukan adanya tekanan normal.
  4. Tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah menunjukan adanya perdarahan.
  5. MRI : Menunjukan daerah yang mengalami infark, hemoragik.
  6. Ultrasonografi Dopler : Mengidentifikasi penyakit arteriovena.
  7. Sinar X Tengkorak : Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal.(DoengesE, Marilynn,2000).

Mekanisme koping

MEKANISME KOPING

 

1. Pengertian Mekanisme Koping

Mekanisme koping adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respon terhadap situasi yang mengancam (Keliat, 1999).

Menurut Lazarus (1985), koping adalah perubahan kognitif dan perilaku secara konstan dalam upaya untuk mengatasi tuntutan internal dan atau eksternal khusus yang melelahkan atau melebihi sumber individu.

Berdasarkan kedua definisi maka yang dimaksud mekanisme koping adalah cara yang digunakan individu dalam menyelesaikan masalah, mengatasi perubahan yang terjadi dan situasi yang mengancam baik secara kognitif maupun perilaku.

  1. 2. Macam-Macam Mekanisme Koping

Ada tiga macam mekanisme koping, antara lain :

  1. Mekanisme jangka pendek
  2. Mekanisme jangka panjang
  3. Mekanisme pertahanan ego
    1. Mekanisme Jangka Pendek

a.  Aktifitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari krisis identitas, misalnya main musik, bekerja keras, menonton televise

b.  Akltifitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara, misalnya ikut dalam aktifitas social, keagamaan

c.  Aktifitas yang secara sementara menguatkan perasaan diri, misalnya olah raga yang kompetitif, pencapaian akademik / belajar giat.

d.  Aktifitas yang mewakili upaya jangka pendek untuk membuat masalah identitas menjadi kurang berarti dalam kehidupan individu, misalnya penyalahgunaan obat.

 

2.    Mekanisme Jangka Panjang

a.  Penutupan identitas yaitu adapsi identitas pada orang yang menurut klien penting, tanpa memperhatikan kondisi dirinya.

b.  Identitas negatif yaitu klien beranggapan bahwa identifikasi yang tidak wajar akan diterima masyarakat.

 

3.    Mekanisme Pertahanan Ego

Mekanisme pertahanan ego sering disebut sebagai mekanisme pertahanan mental. Macam-macam mekanisme pertahanan ego antara lain :

—  Kompensasi
Proses dimana seseorang memperbaiki penurunan citra diri dengan secara tegas menonjolkan keistimewaan/kelebihan yang dimilikinya.

Misal : seseorang tidak pandai matematika, berusaha menonjolkan keahliannya di bidang seni.

—  Penyangkalan (denial)

Menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan mengingkari realitas tersebut. Mekanisme pertahanan ini adalah paling sederhana dan primitif.

Misal : seseorang yang baru putus dengan pacarnya berusaha menghindari pembicaraan mengenai pacar.

 

 

—  Pemindahan (displacement)

Pengalihan emosi yang semula ditujukan pada seseorang/benda lain yang biasanya netral atau lebih sedikit mengancam dirinya.

Misal : seseorang yang bertengkar dengan temannya, dirumah justru marah-marah terhadap adiknya.

—  Disosiasi
Pemisahan suatu kelompok proses mental atau perilaku dari kesadaran atau identitasnya.

Misal : seseorang yang marah-marah dan mengamuk ternyata tidak bisa menjelaskan kembali apa yang terjadi (karena ia lupa sama sekali)

—  Identifikasi (identification)

Proses dimana seseorang untuk menjadi seseorang yang ia kagumi berupaya dengan mengambil/menirukan pikiran-pikiran, perilaku dan selera orang tersebut.

Misal : seseorang mengidolakan Giring Nidji, maka dia akan berusaha menirunya.

—  Intelektualisasi (intelectualization)

Pengguna logika dan alasan yang berlebihan untuk menghindari pengalaman yang mengganggu perasaannya.

—  Introjeksi (Introjection)

Suatu jenis identifikasi yang kuat dimana seseorang mengambil dan melebur nilai-nilai dan kualitas seseorang atau suatu kelompok ke dalam struktur egonya sendiri, merupakan hati nurani.

Seseorang berusaha mentaati semua norma dan peraturan yang ada di masyarakat sehingga ego tidak lagi terganggu oleh ancaman dari luar.

Misal : kekecewaan atas kematian orang yg dicintai dialihkan dg cara menyalahkan diri sendiri.

—  Isolasi
Pemisahan unsur emosional dari suatu pikiran yang mengganggu dapat bersifat sementara atau berjangka lama.

Misal : seseorang punya masalah, tapi tidak mau memikirkan masalah tersebut.

—  Proyeksi
Pengalihan buah pikiran atau impuls pada diri sendiri kepada orang lain terutama keinginan, perasaan emosional dan motivasi yang tidak dapat ditoleransi.

Misal : seseorang menyangkal bahwa ia menyukai temannya, berbalik menuduh bahwa temannya itu berusaha merayunya.

—  Rasionalisasi
Mengemukakan penjelasan yang tampak logis dan dapat diterima masyarakat untuk menghalalkan/membenarkan impuls, perasaan, perilaku, dan motif yang tidak dapat diterima.

Misal : seorang murid yang mendapat nilai buruk ketika ditanya orang tuanya justru menyalahkan cara mengajar gurunya.

—  Reaksi formasi

Pengembangan sikap dan pola perilaku yang ia sadari, yang bertentangan dengan apa yang sebenarnya ia rasakan atau ingin lakukan.

Misal : seseorang yang menyukai teman suaminya akan memperlakukan teman suaminya dengan kasar.

—  Regresi
Kemunduran akibat stres terhadap perilaku dan merupakan ciri khas dari suatu taraf perkembangan yang lebih dini.

Misal : seseorang yang sudah dewasa, karena ada masalah, justru menjadi seperti anak kecil kembali.

—  Pemisahan (splitting)

Sikap mengelompokkan orang / keadaan hanya sebagai semuanya baik atau semuanya buruk; kegagalan untuk memadukan nilai-nilai positif dan negatif di dalam diri sendiri.

Misal : seseorang memandang kelompok A buruk, dan kelompok B baik, selamanya menganggap seperti itu, padahal tidak selamanya yang buruk tetap buruk dan sebaliknya.

—  Sublimasi
Penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami halangan dalam penyalurannya secara normal.

Misal : penyaluran impuls agresif ke olah raga atau kegiatan yang bermanfaat.

—  Supresi
Suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan tetapi sebetulnya merupakan analog represi yang disadari; pengesampingan yang disengaja tentang suatu bahan dari kesadaran seseorang; kadang-kadang dapat mengarah pada represi yang berikutnya.

—  Undoing
Tindakan/ perilaku atau komunikasi yang menghapuskan sebagian dari tindakan/ perilaku atau komunikasi sebelumnya; merupakan mekanisme pertahanan primitif.

Misal : seorang ibu yang menyesal telah memukul anaknya beralih memperlakukan anaknya penuh kasih sayang.

—  Represi
Pengesampingan secara tidak sadar tentang pikiran, impuls atau ingatan yang menyakitkan atau bertentangan, dari kesadaran seseorang; merupakan pertahanan ego yang primer yang cenderung diperkuat oleh mekanisme lain.

Misal : suatu pengalaman traumatis menjadi terlupakan.

konsep diri

KONSEP DIRI

 

PENGERTIAN KONSEP DIRI

Pengertian Konsep Diri menurut Beberapa Ahli :

  1. Menurut Beck, William, dan Rawlin (1986)

menyatakan bahwa konsep diri merupakan cara individu memandang dirinya secara utuh, baik fisik, emosional intelektual, sosial dan spiritual.

  1. Menurut Calhoun dan Acocella (1990)

Konsep diri sebagai gambaran mental individu yang terdiri dari pengetahuan tentang diri sendiri,pengharapan bagi diri sendiri, dan penilaian terhadap diri sendiri.

  1. Menurut Centi (1993)

Konsep diri adalah gagasan tentang diri sendiri yang berisikan mengenai bagaimana individu melihat dirinya sendiri sebagai pribadi, bagaimana individu merasa tentang dirinya sendiri, dan bagaimana individu menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana yang diharapkan.

  1. Menurut Stuart dan Sudden (1998)

Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Hal ini temasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuan, interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya.

 

 

Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa konsep diri merupakan suatu hal yang sangat penting dalam pengintregasian kepribadian, memotivasi tingkah laku sehingga pada akhirnya akan tercapainya kesehatan mental. Sehingga konsep diri dapat didefinisikan sebagai gambaran yang ada pada diri individu yang berisikan tentang bagaimana individu melihat dirinya sendiri sebagai pribadi yang disebut degan pengetahuan diri, bagaimana individu merasa atas dirinya yang merupakan penilaian diri sendiri serta bagaimana individu menginginkan diri sendiri sebagi individu yang diharapkan.

Konsep diri merupakan suatu ukuran kualitas yang memungkinkan seseorang dianggap dan dikenali sebagai individu yang berbeda dengan individu lainnya. Kualitas yang membuat seseorang memiliki keunikan sendiri sebagai manusia, tumbuh dan berkembang melalui interaksi sosial, yaitu berkomunikasi dan menjalin hubungan dengan orang lain.

 

PERANAN KOSEP DIRI

Menurut Beberapa Ahli :

  1. Menurut Hurlock (1990)

konsep diri merupakan inti dari pola perkembangan kepribadian seseorang yang akan mempengaruhi berbagai bentuk sifat.

  1. Menurut Rogers (1993)

menyatakan bahwa konsep diri memainkan peranan yang sentral dalam tingkah laku manusia, dan bahwa semakin besar kesesuaian di antara konsep diri dan realitas semakin berkurang ketidakmampuan diri orang yang bersangkutan dan juga semakin berkurang perasaan tidak puasnya. Hal ini karena cara individu memandang dirinya akan tampak dari seluruh perilakunya.

Konsep diri berperan dalam mempertahankan keselarasan batin, penafsiran pengalaman dan menentukan harapan individu. Konsep diri mempunyai peranan dalam mempertahankan keselarasan batin karena apabila timbul perasaan atau persepsi yang tidak seimbang atau saling bertentangan, maka akan terjadi situasi psikologis yang tidak menyenangkan. Untuk menghilangkan ketidakselarasan tersebut, ia akan mengubah perilakunya sampai dirinya merasakan adanya keseimbangan kembali dan situasinya menjadi menyenangkan lagi.

Jika konsep diri positif, anak akan mengembangkan sifat-sifat seperti kepercayaan diri, harga diri dan kemampuan untuk melihat dirinya secara realitas, sehingga akan menumbuhkan penyesuaian sosial yang baik. Sebaliknya apabila konsep diri negatif, anak akan mengembangkan perasaan tidak mampu dan rendah diri. Mereka merasa ragu dan kurang percaya diri, sehingga menumbuhkan penyesuaian pribadi dan sosial yang buruk pula.

 

 

TEORI JOHARI WINDOW

Dalam model johari window ada 2 dimensi utama yang dipakai untuk memahami diri sendiri. Pertama adalah segi-segi perilaku yang telah diketahui sendiri. Yang kedua, segi-segi perilaku yang telah diketahui oleh orang lain. Teori johari window merupakan teori yang mengungkapkan tentang tinkat keterbukaan dan tingkat kesadaran mengenai diri kita. Johari window merupakan sebuah arahan yang memberikan kejelasan tentang bagaiman sebaiknya hubungan komunikasi antar manusia.

Johari window mempunyai 4 jendela atau ruangan tentang bagaimana sebaiknya berkomunikasi.

  1. jendela pertama (TERBUKA)

sebagai bidang terbuka menunjukkan bahwa aktivitas seseorang disadari sepenuhnya oleh yang bersangkutan, juga dengan orang lain. Ini berarti terdapat keterbukaan atau dengan kata lain tidak ada yang disembunyikan kepada orang lain.

Sering disebut sebagai the open self (diri yang terbuka), dimana seluruh informasi, perilaku, sikap, perasaan, keinginan, motivasi dan pikiran-pikiran diketahui oleh diri sendiri maupun orang lain. Untuk menunjukkan komunikasi yang efektif maka hal yang harus dilakukan adalah memperbanyak ruang terbuka pada dirinya.

  1. jendela kedua (BUTA)

merupakan bidang buta yang mendeskripsikan aktifitas seseorang diketahui oleh orang lain tetapi dirinya sendiri tidak menyadari apa yang dilakukannya. Pada tahap ini, komunikasi interpersonal biasanya mengalami kegagalan karena tidak memahami tentang dirinya sendiri.

  1. jendela ketiga (TERTUTUP)

sebagai bidang tersembunyi adalah lawan dari jendela kedua yaitu dia menyadari aktifitasnya namun orang lain tidak dapat mengetahuinya. Ini erarti orang seperti demikian bersifat tertutup, ia berpandangan apa yang ia lakukan tak peru diketahui orang lain.

  1. jendela keempat (GELAP)

merupakan bidang yang tidak dikena mendeskripsikan tingkah laku seseorang tidak disadari dirinya sendiri dan juga tidak diketahui orang lain.

 

 

Faktor yang mempengaruhi konsep diri:

  1. Teori perkembangan

Konsep diri belum ada saat lahir, kemudian berkembang secara bertahap

  1. significant other (orang terdekat/terpenting)

konsep diri dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain

  1. self perception (persepsi diri sendiri)

persepsi individu terhadap diri sendiri dan penilaiannya serta persepsi individu terhadap pengalamannya akan situasi tertentu.

 

 

Jenis-jenis konsep diri

Menurut Calhoun dan Acocella(1990), dalam perkembangannya konsep diri terbagi menjadi dua, yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif.

  1. Konsep diri positif

Konsep diri positif lebh kepada penerimaan diri bukan sebagai suatu kebanggaan yang besar entang diri. Konsep diri yang positif bersifat stabil dan bervariasi. Individu yan memiliki konsep diri positif adalah individu yang tahu betul tentang dirinya, dapat memahami dan menerima sejumlah fakta yang sangat bermacam-macam tentang dirinya sendiri, evaluasi terhadap dirinya sendiri menjadi positif dan dapat menerima keberadaan orang lain. Individu yang memiliki konsep diri positif akan merancang tujuan-tujuan yang sesuai dengan realitas, yaitu tujuan yang memiliki kemungkinan besar untuk dicapai, mampu menghadapi kehidupan di depannya serta mengganggap bahwa hidup adalah suatu proses penemuan.

Singkatnya, individu yang memiliki konsep diri positif adalah individu yang tahu betul siapa dirinya sehingga dirinya menerima segala kelebihan dan kekurangan, evaluasi terhadap dirinya menjadi positifserta mampu merancang tujuan-tujuan hidupnya yang sesuai realitas.

  1. Konsep diri negatif

Calhoun dan Acocella(1990) membagi konsep diri negatif menjadi dua tipe, yaitu:

  1. Pandangan individu tentang dirinya sendiri benar-benar tidak teratur, tidak memiliki perasaan kestabilan dan keutuhan diri. Individu tersebut benar-benar tidak tahu siapa dirinya, kekuatan atau kelemahannya atau yang dihargai dalam kehidupannya.
  2. Pandangan tentang dirinya terlalu stabil dan teratur. Hal ini bisa terjadi karena individu dididik dengan cara yang sangat keras, sehingga menciptakan citra diri yang tidak mengizinkan adanya penyimpangan dari seperangkat hukum yang dalam pikirannya adalah cara hidup yang tepat.

Singkatnya, individu yang memiliki konsep diri yang negatif terdiri dari dua tipe, tipe pertama yaitu individu yang tidak tahu siapa dirinya dan tidak mengetahui kekurangan dan kelebihannya, sedangkan tipe kedua adalah individu yang memandang dirinya dengan sangat teratur dan stabil.

enema

ENEMA

 

Pengertian Enema

Enema adalah larutan yang dimasukkan dalam rektum dan kolon sigmoid. Alasan utama : untuk meningkatkan defekasi dengan menstimulasi peristaltik. Volume cairan yang dimasukkan akan memecah massa feses, meregangkan dinding rektum, kadang-kadang mengiritasi mukosa usus,dan mengawali refleks defekasi. Juga digunakan untuk alat transportasi obat-obatan yang menimbulkan efek lokal pada mukosa rektum.

Indikasinya adalah menghilangkan konstipasi untuk sementara, membuang feses yang mengalami impaksi, mengosongkan usus sebelum pemeriksaan diagnostik, pembedahan, atau melahirkan, dan memulai program bowel training.

Jenis enema :

1. Cleansing enema / huknah (membersihkan)

Cleansing enema dimaksudkan untuk mengeluarkan feses. Tindakan ini utamanya diberikan untuk :

– Mencegah keluarnya feses saat operasi

– Persiapan pemeriksaan diagnostik tertentu pada usus

– Mengeluarkan feses dari usus saat konstipasi / obstipasi

 

Cleansing enema  efektif digunakan 5-10 menit. Cleansing enema  juga dapat digambarkan tinggi dan rendah. Ketinggian ini mempengaruhi kekeuatan tekanan aliran enema yang diberikan.Tinggi jika pembersihan dimungkinkan mencapai kolon. Klien berubah posisi dari lateral kiri ke dorsal recumbent dan kemudian lateral kanan selama pemberian enema, dengan posisi kontainer 30 – 46 cm dari klien atau sedikit lebih tinggi di atas panggul klien. Perubahan posisi memastikan bahwa cairan mencapai usus besar. Sering diberikan sekitar 1000ml larutan untuk orang dewasa.

Rendah jika pembersihan hanya pada rektum dan sigmoid. Posisi klien dipertahankan lateral kiri selama pemberian enema dengan posisi kontainer 7,5 cm atau lebih rendah daripinggul klien. Sekitar 500ml larutan diberikan pada orang dewasa,

2. Carminative enema (mengobati flatulen)

Diberikan utamanya untuk mengeluarkan flatus. Cairan dimasukkan ke dalam rektum mengeluarkan gas yang menambah distensi pada rektum dan kolon, kemudian merangsang peristaltik. Untuk dewasa diperlukan cairan 60 – 80 cc.

Contoh : 30ml magnesium, 60ml gliserin, dan 90 ml air.

3. Retention enema / klisma/ enema retensi-minyak (menahan)

Adalah memasukkan minyak atau obat ke dalam rektum dan kolon sigmoid. Cairan dipertahankan dalam waktu yang relatif lama (misalnya 1 – 3 jam). Feses mengabsorbsi minyak untuk melunakkan feses dan lubrikasi rektum dan anus yang membantu keluarnya feses. Antibiotik enema digunakan untuk menangani infeksi lokal, antihelmentic enema untuk membunuh cacing parasit, nutritive enema untuk memberikan cairan dan nutrien pada rektum.

4. Return-flow enema

Merupakan irigasi kolon yang ringan. Digunakan untuk mengeluarkan flatus. Sekitar 100 – 200 cc cairan dimasukkan ke dalam rektum dan kolon sigmoid yang akan merangsang peristaltik. Kemudian perawat merendahkan wadah enema untuk memungkinkan larutan mengalir kembali melelui selang rektum dan menuju ke wadah. Tindakan ini diulangi 4 – 5 x sampai flatus keluar dan sampai (perut) gembung hilang atau abdomen merenggang dan rasa tidak nyaman berkurang atau hilang. Jumlah total 1000ml merupakan hal yang biasa diberikan pada orang dewasa.

Pada cairan tubuh dan elektrolit, larutan hipertonik seperti larutan phosphate dari beberapa enema siap pakai menyebabkan sedikit iritasi pada membran mukosa, dan yang menyebabkan cairan tertarim ke dalam kolon dari jaringan sekitar. Proses ini disebut osmosis. Karena hanya sebagian kecil cairan yang diambil, rasa nyaman tertahan untuk 5-7 menit dan secara umum di luar dari manfaat ini. Bagaimanapun, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dapat terjadi, terutama pada anak di bawah 2 tahun . larutan bisa menyebabkan hypokalsemia dan hyperphosphatemia.

Pemberian hipotonik yang berulang seperti enema berbentuk kran, dapat mengakibatkan absorpsi volume darah dan dapat mengakibatkan intoksikasi air. Untuk aliran ini, beberapa agency kesehatan membatasi pemberian enema berbentuk kran. Ini adalah perhatian yang istimewa ketika permintaan pemasangan enema sampai kembali bersih harus jelas, contohnya pemeriksaan pendahuluan visual usus besar. Larutan hipotonik juga dapat mengakibatkan ketidaknyamanan pada klien dengan penurunan fungsi ginjal atau gagal jantung akut.

 

Hemorroid

‘HEMORROID’

 

A. Pengertian

Hemorroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal. Hemorroid adalah pelebaran pembuluh darah/flexus vena. Hemorroid sangat umum terjadi. Pada usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe hemorroid berdasarkan luasnya vena yang terkena. Kehamilan diketahui mengawali atau memperberat adanya hemorroid.

 

B. Etiologi

1. Kelainan organis

– Serosis hepatic

– Trombosis vena porta

– Tumor intra-abdominal, terutama pelvis

2. Idiopatik, predisposisi:

– Herediter: kelemahan pembuluh darah

– Anatomi: tak ada katup pada vena porta sehingga darah mudah kembali, tekanan di plexus hemorrhoid akan meningkat.

– Gravitasi: banyak berdiri

– Tekanan intra abdominal yang meningkat: batuk kronis, mengejan.

– Tonus spinter ani lemah

– Obstipasi atau konstipasi kronis

– Obisitas

– Diit rendah serat

 

Pada wanita hamil faktor yang mempengaruhi timbulnya hemorrhoid adalah:

– Tumor intra abdomen menyebabkan gangguan aliran vena daerah pelvis.

– Kelemahan pembuluh darah waktu hamil kerena pengaruh hormon

– Mengedan selama partus.

 

C. Klasifikasi

1. Hemorroid interna:

– Berasal dari plexus vena hemnhoidalis superior dan medius

– Terletak diatas linea dentate atau 2/3 atas dari saluran anus.

– Permukaannya mukosa (epitel thorax)

– Tiga posisi utama: jam 3, jam 7, jam 11

2. Hemorroid externa:

– Berasal dari plexus hemorroidalis inferior

– Terletak 1/3 bawah saluran anus

– Permukaannya kulit (epitel gepeng/squamous)

 

D. Patofisiologi

Hemorrhoid interna:

Sumbatan aliran darah system porta menyebabkan timbulnya hipertensi portal dan terbentuk kolateral pada vena hemorroidalis superior dan medius.

Hemorrid eksterna:

Robeknya vena hemorroidalis inferior membentukhematoma di kulit yang berwarna kebiruan, kenyal-keras,dan nyeri.

 

E. Manifestasi klinis

Hemorrhoid menyebabkan rasa gatal dan nyeri, dan sering menyebabkan perdarahan berwarna merah terang pada saat defekasi. Hemorroid eksterna dihubungkan dengan nyeri hebat akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh trombosis. Trombosis adalah pembekuan darah dalam hemorroid. Ini dapat menimbulkan iskemia pada area tersebut dan nekrosis. Hemorroid internal tidak selalu menimbulkan nyeri sampai hemorroid ini membesar dan menimbulkan perdarahan atau prolaps.

 

Tanda dan gejala:

1. Bab berdarah, biasanya berupa darah segar yang menetes pada akhir defekasi

2. Prolaps:

– Grade I : prolaps (-), perdarahan (+)

– Grade II : prolaps (+), masuk spontan

– Grade III : prolaps (+), masuk dengan manipul

– Grade IV : prolaps (+), inkarserata

3. BAB berlendir, timbul karena iritasi mukosa rectum.

4. pruritus ani sampai dermatitis, proctiti

5. Nyeri

STROKE

STROKE


  • Definisi Stroke

Stroke termasuk penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Berkurangnya aliran darah dan oksigen ini bisa dikarenakan adanya sumbatan, penyempitan atau pecahnya pembuluh darah.

WHO mendefinisikan bahwa stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh yang lain dari itu.

 

  • Klasifikasi Stroke

Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu: stroke iskemik maupun stroke hemorragik.

Stroke iskemik yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. 80% stroke adalah stroke Iskemik. Stroke iskemik ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :

a)      Stroke Trombotik : proses terbentuknya thrombus yang membuat penggumpalan.

b)      Stroke Embolik : Tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah.

c)      Hipoperfusion Sistemik : Berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh karena adanya gangguan denyut jantung.

Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi.

Stroke hemoragik ada 2 jenis, yaitu:

a)      Hemoragik Intraserebral: pendarahan yang terjadi didalam jaringan otak.

b)      Hemoragik Subaraknoid: pendarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid (ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak).

 

  • Tanda dan Gejala stroke

Berdasarkan lokasinya di tubuh, gejala-gejala stroke terbagi menjadi berikut:

a)      Bagian sistem saraf pusat : Kelemahan otot (hemiplegia), kaku, menurunnya fungsi sensorik

b)      Batang otak, dimana terdapat 12 saraf kranial: menurun kemampuan membau, mengecap, mendengar, dan melihat parsial atau keseluruhan, refleks menurun, ekspresi wajah terganggu, pernafasan dan detak jantung terganggu, lidah lemah.

c)      Cerebral cortex: aphasia, apraxia, daya ingat menurun, hemineglect, kebingungan.

Jika tanda-tanda dan gejala tersebut hilang dalam waktu 24 jam, dinyatakan sebagai Transient Ischemic Attack (TIA), dimana merupakan serangan kecil atau serangan awal stroke.

 

  • Etiologi Stroke

Faktor resiko medis, antara lain Hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi), Kolesterol, Aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah), Gangguan jantung, diabetes, Riwayat stroke dalam keluarga, Migrain.

Faktor resiko perilaku, antara lain Merokok (aktif & pasif), Makanan tidak sehat (junk food, fast food), Alkohol, Kurang olahraga, Mendengkur, Kontrasepsi oral, Narkoba, Obesitas.

80% pemicu stroke adalah hipertensi dan arteriosklerosis, Menurut statistik. 93% pengidap penyakit trombosis ada hubungannya dengan penyakit tekanan darah tinggi.

Pemicu stroke pada dasarnya adalah, suasana hati yang tidak nyaman (marah-marah), terlalu banyak minum alkohol, merokok dan senang mengkonsumsi makanan yang berlemak.

 

  • Dampak Stroke

Setelah stroke, sel otak mati dan hematom yg terbentuk akan diserap kembali secara bertahap. Proses alami ini selesai dlm waktu 3 bulan. Pada saat itu, 1/3 orang yang selamat menjadi tergantung dan mungkin mengalami komplikasi yang dapat menyebabkan kematian atau cacat

Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena stroke. Dari jumlah tersebut:

  • 1/3 à bisa pulih kembali,
  • 1/3 à mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang,
  • 1/3 sisanya à mengalami gangguan fungsional berat yang mengharuskan penderita terus menerus di kasur.

Hanya 10-15 % penderita stroke bisa kembali hidup normal seperti sedia kala, sisanya mengalami cacat, sehingga banyak penderita Stroke menderita stress akibat kecacatan yang ditimbulkan setelah terserang stroke. Akibat Stroke lainnya:

  • 80% penurunan parsial atau total gerakan lengan dan tungkai.
  • 80-90% bermasalah dalam berpikir dan mengingat.
  • 70% menderita depresi.
  • 30% mengalami kesulitan bicara, menelan, membedakan kanan dan kiri.

Stroke tak lagi hanya menyerang kelompok lansia, namum kini cenderung menyerang generasi muda yang masih produktif. Stroke juga tak lagi menjadi milik warga kota yang berkecukupan , namun juga dialami oleh warga pedesaan yang hidup dengan serba keterbatasan.

Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya tingkat produktifitas serta dapat mengakibatkan terganggunya sosial ekonomi keluarga. Selain karena besarnya biaya pengobatan paska stroke , juga yang menderita stroke adalah tulang punggung keluarga yang biasanya kurang melakukan gaya hidup sehat, akibat kesibukan yang padat.

 

  • Penatalaksanaan

Dalam tatalaksana stroke waktu merupakan hal yang sangat penting mengingat jendela terapinya hanya berkisar antara 3 sampai 6 jam. Tindakan di gawat darurat untuk stroke akut sebaiknya ditekankan pada hal-hal berikut:

  1. Stabilisasi pasien
  2. Pemeriksaan darah, EKG dan rontgen toraks
  3. Penegakan diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
  4. Pemeriksaan CT Scan kepala atau MRI sesegera mungkin

Pendekatan yang dilakukan di gawat darurat sebaiknya singkat dan terfokus pada hal-hal berikut:

a)      Apa saja gejala yang muncul?

b)      Kapan gejala tersebut muncul?

c)      Bagamana tanda vital pasien?

d)     Apakah pasien mempunyai riwayat hipertensi, diabetes melitus atau penyakit jantung?

e)      Apakah pasien memakai aspirin atau warfarin?

Tindakan yang harus segera dilakukan di gawat darurat:

a)      Pemasangan jalur intravena dengan cairan normal salin 0,9% dengan kecepatan 20 ml/jam. Cairan hipotonis seperti dekstrosa 5% sebaiknya tidak digunakan karena dapat memperhebat edema serebri.

b)      Pemberian oksigen melalui nasal kanul.

c)      Jangan memberikan apapun melalui mulut.

d)     Pemeriksaan EKG

e)      Pemeriksaan rontgen toraks.

f)       Pemeriksaan darah:

  • Darah perifer lengkap dan hitung trombosit
  • Kimia darah (glukosa, ureum, kreatinin dan elektrolit)
  • PT (Prothrombin Time)/PTT (Partial Thromboplastin time)

g)      Jika ada indikasi lakukan pemeriksaan berikut:

  • Kadar alkohol
  • Fungsi hepar
  • Analisa gas darah
  • Skrining toksikologi

h)      Pemeriksaan CT Scan kepala tanpa kontras

i)        Pasien dengan kesadaran yang sangat menurun (stupor/koma) ataupun dengan gagal nafas perlu dipertimbangkan untuk dilakukan tindakan intubasi sebelum CT Scan.

Hal yang harus selalu diingat adalah komplikasi tersering yang dapat menyebabkan kematian. Herniasi transtentorial dapat terjadi pada infark yang luas ataupun perdarahan luas dengan perluasan ke ventrikel atau perdarahan subarakhnoid. Pneumonia aspirasi juga penyebab kematian yang cukup sering pada stroke akut. Semua pasien stroke akut harus diperlakukan sebagai pasien dengan disfagia sampai terbukti tidak. Komplikasi lainnya adalah infark miokard akut, sekitar 3% penderita stroke iskemik mengalami komplikasi ini.